Statistika

Statistika


    Statistika ilmu yang mempelajari tentang cara mengumpulkan, menganalisis serta menemukan keterangan yang berasal dari data. Data yang dikumpulkan dan dianalisis ini adalah berupa angka-angka. Oleh karena itu, dapat kita simpulkan bahwa statistika adalah sebuah ilmu yang mempelajari tentang mengumpulkan, mengelola, dan mengolah data-data yang ada.

    Dengan menggunakan statistika, data dari sebuah masalah yang sebelumnya sudah dikumpulkan, dapat diolah, diinterpretasikan, dan kemudian digunakan untuk tujuan tertentu. Data hasil pengolahan ilmu statistika ini yang kelak akan disebut sebagai data statistik. Oleh karena itu, secara umum fungsi statistika adalah untuk mengubah data dan informasi acak menjadi sebuah data statistik yang mudah dipahami.

Sebuah data nilai 36 mahasiswa disajikan dalam bentuk Histogram, Pie Chart, Ogive, Poligon, dan Diagram










Jenis Skala Data


1. Skala kualitatif

    Skala data kualitatif mengacu pada informasi tentang kualitas atau informasi yang tidak dapat diukur. Biasanya berupa deskriptif dan tekstual. 


Contohnya :

Warna mata, misalnya seseorang memakai kemeja bewarna putih.


2. Skala Kuantatif 

    Skala data dalam penelitian kuantitatif lebih bersifat numerik. Ini digunakan untuk menentukan informasi yang dapat dihitung.


Contohnya :

Seseorang sedang mengendarai sebuah mobil dengan kecepatan 80km/jam.


Jenis Skala Pengukuran


1. Skala Nominal

    Skala nominal merupakan skala pengukuran paling sederhana atau tingkatannya paling rendah di dalam suatu penelitian.  Skala ini hanya digunakan untuk memberikan kategori saja. Misalnya digunakan untuk memberi label, simbol, lambang, atau nama pada sebuah kategori sehingga akan mempermudah pengelompokan data menurut kategorinya.


    Pada skala nominal ini, peneliti akan mengelompokkan objek, baik individu atau pun kelompok kedalam kategori tertentu dan disimbolkan dengan label atau kode tertentu. Kemudian, angka yang diberikan kepada objek hanya memiliki arti sebagai label atau pembeda saja dan bukan untuk menunjukkan adanya tingkatan.


Contohnya :

Jenis kelamin akan dibedakan menjadi Laki-laki dan Perempuan. Artinya laki-laki tidak lebih tinggi daripada perempuan, atau sebaliknya.


2. Skala Ordinal

    Skala ordinal merupakan skala pengukuran yang sudah menyatakan peringkat antar tingkatan. Jarak atau interval antar tingkatan juga tidak harus sama.


Skala ordinal ini memiliki tingkatan yang lebih tinggi daripada skala nominal, karena skala ini tidak hanya menunjukkan kategori saja tetapi juga menunjukkan peringkat. Di dalam skala ordinal, objek atau kategorinya disusun berdasarkan urutan tingkatannya, dari tingkat terendah ke tingkat tertinggi atau sebaliknya.


Contohnya :

Variabel nilai huruf mutu pada perkuliahan yaitu nilai A+, A, B+, B, B-,  C+, C, C-, D, dan E. Pada nilai ini menunjukkan tingkatan bahwa nilai A+ lebih besar dari A, dan seterusnya.


3. Skala Interval

    Skala Interval merupakan skala pengukuran yang bisas digunakan untuk menyatakan peringkat untuk antar tingkatan. Jarak atau interval antar tingkatan pun sudah jelas, hanya saja tidak memiliki nilai 0 (nol) mutlak.


    Skala interval ini bisa dikatakan berada diatas skala ordinal dan nominal. Besar interval atau jarak satu data dengan data yang lainnya memiliki bobot nilai yang sama. Besar interval ini bisa saja di tambah atau dikurang.


Contohnya :

Pada jam 00.00 bukan berarti waktunya kosong atau tidak ada nilainya


4. Skala Rasio

    Skala rasio adalah skala pengukuran yang ditujukan pada hasil pengukuran yang bisa dibedakan, diurutkan, memiliki jarak tertentu, dan bisa dibandingkan.


    Skala rasio merupakan tingkatan skala paling tinggi dan paling lengkap dibanding skala-skala lainnya. Jarak atau interval antar tingkatan sudah jelas, dan memiliki nilai 0 (nol) yang mutlak. Nilai nol mutlak berarti benar-benar menyatakan tidak ada.


Contohnya : 

Nilai ujian statistika agung 40, sedangan nilai ujian statistika andi 80. Ukuran rasionya dapat dinyatakan bahwa nilai andi dua kali nilai agung.

Komentar